Syawal secara etimologis berarti peningkatan, mengandung makna kaum Muslimin
yang telah berhasil melaksanakan puasa Ramadhan seharusnya semakin meningkat
etos kerjanya dan semakin berkualitas hidup dan kehidupannya. Karena,
sesungguhnya mukmin berkualitas lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah SWT
daripada mukmin yang lemah. Rasulullah SAW bersabda, ''Mukmin yang kuat lebih
baik dan lebih dicintai Allah SWT daripada mukmin yang lemah, meskipun keduanya
jauh lebih baik dibandingkan dengan yang tidak beriman. (HR Muslim).
Secara empirik, perubahan yang signifikan dalam berbagai macam bidang
kehidupan tidak pernah semata-mata terkait secara langsung dengan jumlah
(kuantitas). Misalnya, setiap kelompok mayoritas pasti akan selalu mewarnai dan
memimpin serta mengalahkan kelompok minoritas. Sering terjadi, justru
sebaliknya. Kelompok kecil yang berkualitas, yang sabar, tabah, ulet, dan tahan
uji dapat mengalahkan kelompok orang banyak yang tidak berkualitas.
Allah SWT berfirman, ''... betapa banyak golongan yang sedikit mampu
mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah bersama dengan
orang-orang yang sabar.'' (Al-Baqarah: 249). Perang pertama dalam sejarah Islam,
yaitu Perang Badar, diikuti oleh kaum Muslimin bersama Rasulullah SAW dalam
jumlah sepertiga dari jumlah kaum kafir yang memiliki persenjataan yang jauh
lebih lengkap. Namun, karena saat itu kaum Muslimin sangat berkualitas, Allah
SWT memberikan pertolongan dan kemenangan kepada mereka.
Sebaliknya,
pada Perang Hunain yang diikuti oleh jumlah kaum Muslimin yang banyak (yang saat
itu bercampur antara yang sudah terbina dengan yang belum) pada penyerangan yang
pertama tidak mampu mengalahkan orang kafir yang jumlahnya relatif sama.
Meskipun, pada penyerangan berikutnya Allah memberikan pertolongan kepada mereka
dengan sebab bergabungnya kaum Muslimin yang termasuk kelompok As-Sabiqun
Al-Awwalun (kelompok pertama yang masuk Islam, yang kualitasnya tidak diragukan
lagi).
Izin dan pertolongan Allah (dalam bentuk jalan keluar dari setiap
persoalan yang dihadapi) pasti akan diberikan dan diturunkan pada orang-orang
yang beriman yang memiliki semangat untuk selalu berbuat yang terbaik dan
mempersembahkan ibadah yang optimal dan penuh dengan keikhlasan. Sebaliknya,
Allah SWT tidak akan menolong hamba-Nya yang diam, pasif, malas, dan sering
berputus asa, apalagi hanya menunggu keajaiban tanpa ikhtiar, usaha, dan doa.
Allah SWT berfirman, ''Dan katakanlah, 'Bekerjalah kamu maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaanmu' ...'' (At-Taubah: 105).
Oleh karena itu, tugas kita sekarang, setelah Ramadhan selesai, adalah
terus-menerus meningkatkan kualitas kerja dan amal saleh, secara pribadi maupun
secara bersama-sama, baik amal yang bersifat vertikal menata hubungan dengan
Allah, maupun amal yang bersifat horizontal menata hubungan antara sesama umat,
agar Allah SWT menurunkan izin dan pertolongan-Nya. Wallahu a'lam.
0 komentar:
Posting Komentar
jika ada kritik maupun saran harap menggunakan bahasa yang sopan dan bersifat membanggun, terimakasih