Salah satu prinsip kerja yang diajarkan Allah SWT melalui Alquran adalah
kontinuitas kerja dibarengi dengan pengharapan bahwa pekerjaan itu akan mendapat
nilai tersendiri di sisi Allah SWT. Tidak jadi sia-sia. Yaitu, dengan jalan
memanfaatkan waktu semaksimal dan seoptimal mungkin tanpa menunda-nundanya
hingga waktu yang lama. Allah SWT berfirman, ''Apabila kamu telah selesai (dari
suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain
(berikutnya). Jika itu semua sudah selesai, maka berharaplah kepada Tuhanmu.''
(As-Syarh: 7-8).
Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan dua ayat ini
menyatakan, jika kita sudah bekerja maksimal dalam hal urusan dunia, maka kita
semestinya berpaling ke hal-hal ibadah. Artinya, Allah SWT mengajarkan bahwa
pekerjaan apa pun akan menjadi bernilai di sisi-Nya jika dikaitkan dengan niat
ibadah, atau menjadikan amalan itu sebagai amalan yang bernilai ibadah.
Sebaliknya, amalan itu akan kosong dan sia-sia jika tidak dilanjutkan dengan
pengharapan tinggi (ridho) kepada Allah SWT.
Dalam salah satu riwayat
disebutkan bahwa Ibnu Umar pernah berkata, ''Apabila engkau memiliki satu
pekerjaan di waktu sore, maka lakukanlah waktu itu juga, jangan menunda hingga
waktu Subuh. Demikian pula halnya, apabila ada pekerjaan di waktu Subuh,
lakukanlah di waktu itu, jangan sampai menundanya hingga waktu sore. Beramallah
kalian ketika sehat untuk bekalmu ketika sakit, juga ketika hidup untuk bekalmu
ketika meninggal nanti.'' (Dikutip oleh Imam Bukhari dalam Jami' as-Shahih-nya).
Menunda pekerjaan tidak saja sama artinya dengan menyia-nyiakan waktu,
tetapi lebih dari itu akan merugikan diri sendiri. Waktu dibuang percuma, tanpa
menghasilkan nilai apa-apa. Inilah hal yang paling dibenci Rasulullah SAW. Dalam
sejarah hidupnya, beliau tidak pernah menunda pekerjaan selama itu bisa
dilakukan pada waktu itu juga.
Perintah mengerjakan shalat di awal waktu
menjadi bukti nyata bahwa Rasulullah SAW adalah tipe orang yang tidak menyukai
penunda-nundaan. Bahkan, karena saking pentingnya menghindari penundaan, Allah
SWT sempat mengecam orang-orang seperti ini sebagai calon orang-orang yang
merugi. Firman-Nya, ''Sungguh kerugian akan didapati orang-orang yang shalat,
yaitu mereka yang menunda-nundanya (sahun).'' (Al-Maa'un: 4-5).
Menunda
pekerjaan sama dengan membuang waktu dengan percuma. Tentu ini bukan hal positif
bagi kaum beriman yang selalu menjadikan setiap kesempatan menjadi bernilai
pahala di sisi Allah SWT. Menunda pekerjaan sama halnya membuang nilai (pahala)
yang akan Allah SWT berikan. Lebih jauh dari itu, sebagai umat manusia, kita
sebetulnya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa datang. Penyesalan amat
mungkin terjadi jika pekerjaan yang sebetulnya dapat kita lakukan saat itu juga,
tapi kita tunda.
Kerja maksimal untuk meraih hasil optimal dari Allah
SWT, itulah prinsip kerja yang Allah sampaikan. Tujuannya tiada lain adalah
untuk keuntungan umat manusia itu sendiri, dunia dan akhirat. Wallahu a'lam.
0 komentar:
Posting Komentar
jika ada kritik maupun saran harap menggunakan bahasa yang sopan dan bersifat membanggun, terimakasih